Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) LDK Baabul Falahiyyah berdiri 2 tahun lalu, pada tanggal 7 April 2006. Dibentuk melalui inisiatif pembina LDK, Agus Lukman Hakim, S.E., M.Si., dengan mendorong mahasiswa semeter II (saat itu). Pengurus pada saat pembentukan berjumlah sekitar 20 orang, setelah mengalami proses pengorganisasian sederhana, pengurus berkurang hingga tersisa 4 orang.
Pada awalnya, kegiatan LDK berorientasi pada syiar islam, yakni bagaimana menghadirkan nuansa islami di kampus, sesuai dengan visi LDK saat itu. Dan kagiatan keislaman terfokus pada syiar dan pembinaan internal pengurus melalui halaqah. Seiring dengan berjalannya waktu, pemahaman pengurus LDK pun bertambah tentang tujuan LDK dibentuk, yaitu untuk syiar islam dan dakwah.
Setelah menemukan tujuan, LDK mulai melakukan aktivitas dakwah melalui perekrutan dan pembinaan. Alhamdulillah, berkat kerja keras dan pertolongan Allah, LDK mendapat kader baru yang siap bergabung dalam jalan dakwah yang berasal dari mahasiswa angkatan 2004 dan angkatan 2006.
Setelah mendapat anggota baru, LDK mulai membenahi kepengurusan organisasi. Restrukturisasi LDK pun terjadi pada Musyawarah Kerja (MUKER) I LDK Baabul Falahiyyah STIA Banten, tepatnya pada tanggal 31 Agustus 2007. Terbentuklah kepengurusan periode 2007/2008 dengan program kerja baru.
Pada periode ini, LDK fokus pada fungsi syiar, tidak jauh berbeda dengan periode pertama, hanya saja pada periode ini syiar lebih fokus pada fungsi kehumasan. Alhasil, LDK Baabul Falahiyyah memiliki jaringan yang luas ke LDK-LDK kampus lain melalui partisipasinya dalam FSLDK.
Tapi dibalik kesuksesan program syiar, program yang seharusnya menjadi prioritas (kaderisasi) malah terabaikan. Hal itu terlihat dari kurangnya perencanaan. Dan pada akhirnya, pembinaan di LDK kurang maksimal sehingga suplai kader pun kurang. Hal ini bisa menjadi evaluasi bagi kepengurusan 2007/2008 dan menjadi pelajaran berharga bagi kepengurusan berikutnya. Bahwa betapa pentingnya kaderisasi (pembinaan) dalam suatu organisasi, khususnya organisasi dakwah.
Pentingnya kaderisasi ini di tunjukan oleh Rasulullah SAW dalam sirahnya, dimana beliau membina para sahabat yang akhirnya menjadi kader-kader dakwah. Hal itulah yang patut kica contoh dalam manajemen dakwah kampus, karena manhaj yang kita pakai adalah manhaj Rasulullah. Semoga lembaran sejarah Rasulullah bersama para sahabat, dan sekilas sejarah LDk ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi para kader dakwah, khususnya di Kampus STIA Banten. Untuk berbenah dan memperbaiki diri.
Pada awalnya, kegiatan LDK berorientasi pada syiar islam, yakni bagaimana menghadirkan nuansa islami di kampus, sesuai dengan visi LDK saat itu. Dan kagiatan keislaman terfokus pada syiar dan pembinaan internal pengurus melalui halaqah. Seiring dengan berjalannya waktu, pemahaman pengurus LDK pun bertambah tentang tujuan LDK dibentuk, yaitu untuk syiar islam dan dakwah.
Setelah menemukan tujuan, LDK mulai melakukan aktivitas dakwah melalui perekrutan dan pembinaan. Alhamdulillah, berkat kerja keras dan pertolongan Allah, LDK mendapat kader baru yang siap bergabung dalam jalan dakwah yang berasal dari mahasiswa angkatan 2004 dan angkatan 2006.
Setelah mendapat anggota baru, LDK mulai membenahi kepengurusan organisasi. Restrukturisasi LDK pun terjadi pada Musyawarah Kerja (MUKER) I LDK Baabul Falahiyyah STIA Banten, tepatnya pada tanggal 31 Agustus 2007. Terbentuklah kepengurusan periode 2007/2008 dengan program kerja baru.
Pada periode ini, LDK fokus pada fungsi syiar, tidak jauh berbeda dengan periode pertama, hanya saja pada periode ini syiar lebih fokus pada fungsi kehumasan. Alhasil, LDK Baabul Falahiyyah memiliki jaringan yang luas ke LDK-LDK kampus lain melalui partisipasinya dalam FSLDK.
Tapi dibalik kesuksesan program syiar, program yang seharusnya menjadi prioritas (kaderisasi) malah terabaikan. Hal itu terlihat dari kurangnya perencanaan. Dan pada akhirnya, pembinaan di LDK kurang maksimal sehingga suplai kader pun kurang. Hal ini bisa menjadi evaluasi bagi kepengurusan 2007/2008 dan menjadi pelajaran berharga bagi kepengurusan berikutnya. Bahwa betapa pentingnya kaderisasi (pembinaan) dalam suatu organisasi, khususnya organisasi dakwah.
Pentingnya kaderisasi ini di tunjukan oleh Rasulullah SAW dalam sirahnya, dimana beliau membina para sahabat yang akhirnya menjadi kader-kader dakwah. Hal itulah yang patut kica contoh dalam manajemen dakwah kampus, karena manhaj yang kita pakai adalah manhaj Rasulullah. Semoga lembaran sejarah Rasulullah bersama para sahabat, dan sekilas sejarah LDk ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi para kader dakwah, khususnya di Kampus STIA Banten. Untuk berbenah dan memperbaiki diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar